Rabu, 21 Desember 2016

Pulau Masela Kabupaten Maluku Barat Daya

 

Pulau Masela terletak di Kecamatan Babar Timur Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku, pada posisi koordinat Lintang Selatan 8° 12′ 29″ dan Bujur Timur 129° 49′ 32″ yang memiliki Titik Dasar 108 dan Titik Referensi 108. Pulau Masela merupakan pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Negara Timor Leste dan wilayah perairan Australia.

Akses menuju Pulau Masela dimulai dari Ambon menggunakan pesawat perintis menuju Saumlaki (Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat), sesampainya di Saumlaki dilanjutkan dengan perjalanan laut dengan menempuh 3 sampai 4 jam menyesuaikan kondisi laut. 

Perairan lepas pantai Pulau Masela memiliki potensi gas alam cair (LNG/Liquid Natural Gas) yang dikenal dengan “Blok Masela”. Perairan ini rawan konflik mengingat letaknya berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.  Eksploitasi LNG di Pulau Masela itu tepatnya di sebelah timur dari Timor Leste yang lebih dekat dengan Papua. Kekayaan alam yang melimpah di dasar laut Pulau Masela harusnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat tentunya dengan tidak meninggalkan kelestarian lingkungan.

 


Jumat, 16 Desember 2016

Pulau Senua Kabupaten Natuna


Pulau Senua atau Senoa termasuk dalam gugusan pulau Natuna Besar tepatnya disebelah timur pulau Natuna, yang terletak di Laut Cina Selatan dan berbatasan dengan Malaysia. Di ujung pulau dibangun mercu suar sebagai penanda bahwa pulau tersebut termasuk pulau terluar Indonesia. Terdapat pula titik dasar TD.031 dan titik referensi TR.031. Pulau Senua secara administratif terletak di Desa Sepempang Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.

Pulau Senua memiliki ketinggian yang bervariasi antara 0 – 70 m diatas permukaan laut. Kondisi morfologi yang relatif datar terlihat di wilayah bagian Barat – Selatan pulau. Sedangkan kondisi morfologi yang relatif bergelombang sampai berbukit terlihat di bagian Utara – Timur pulau.

Penggunaan lahan di Pulau Senua sebagian besar berupa lahan kosong yang terdiri dari hutan campuran yang umumnya didominasi oleh vegetasi pantai dan tanaman keras berupa pohon kelapa. Selain itu terdapat beberapa bangunan seperti bangunan pembangkit tenaga listrik dan rumah.
Pulau Senua memiliki 2 buah sumur, yaitu sebelah barat berisi air tawar dan sebelah timur berisi air payau. Tipe pasang surut di perairan Senoa adalah campuran condong ke harian tunggal. Sedangkan arus maksimum yang terjadi berkisar antara 0,407 – 0,852 m/dtk dengan arah dominan ke utara dan makin dalam perairan makin besar arus maksimum yang terjadi.
Vegetasi di Pulau Senua pada umumnya didominasi oleh vegetasi pantai yaitu kelompok tumbuhan yang menempati daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Tumbuhan ini membentuk zonasi yang khas. Selain vegetasi pantai di Pulau Senua terdapat lokasi yang sering dikunjungi oleh penyu hijau untuk bertelur yaitu di bagian pantai wilayah Selatan pulau. Sedangkan di bagian Utara pulau terdapat Gua Sarang Burung Walet. Sedangkan di wilayah perairan laut terdapat terumbu karang yang cantik dilengkapi cerita legenda tentang Pulau Senua itu sendiri yang berbentuk perut wanita hamil. Terumbu karang di sekitar Pulau Senua membuat biota laut tak berpindah tempat. Ikan langka pun semacam Napoleon Biru terdapat di terumbu karang tersebut.

Akses menuju Pulau Senua, terlebih dahulu harus ke Natuna dengan menggunakan pesawat kecil yang berkapasitas 45 orang jenis poker dan 120 seet jenis boing dari Bandara Hang Nadim, Batu Besar, Batam, Kepulauan Riau; atau dari Bandara Kijang, Tanjung Pinang. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1 jam 30 menit atau dapat juga menggunakan jalur pelayaran dengan kapal Pelni dari Pelabuhan Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke Natuna satu minggu kemudian. Perjalanan dengan kapal memakan waktu sekitar 30 jam.
Setelah sampai di kota Bunguran ibukota Kabupaten Natuna dilanjutkan perjalanan ke Desa Sepempang lalu di lanjutkan ke Pulau Senua memakan waktu 15 menit, biaya transportasi yang harus kita keluarkan untuk menuju pulau ini ± Rp. 300.000 (pulang-pergi) menggunakan pompong carteran milik nelayan setempat, sedangkan untuk kedepannya akan diadakan sarana transportasi ke Pulau Senua dengan tarif ± Rp. 10.000 untuk 1 (satu) orang.

Menurut catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Pulau Senua setiap tahunnya dikunjungi oleh wisatawan asing dari berbagai mancanegara dengan menggunakan kapal pesiar jenis cruiser, orin, dan yacht.


Pulau Pulau Kecil Terluar/Terdepan termasuk ke dalam nawa cita


Membangun Indonesia dari pinggiran secara eksplisit menitikberatkan pada upaya pembangunan wilayah-wilayah perbatasan termasuk didalamnya Pulau-Pulau Kecil Terluar/Terdepan berpenduduk yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Hal ini sebagai obyek pembangunan prioritas yang perlu di dayagunakan menjadi potensi strategis yang akan menopang pembangunan nasional. Disamping itu, tidak hanya mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ada dipulau, melainkan menciptakan keamanan dan kedaulatan wilayah dari situasi yang mengancam kerusakan sumberdaya dan keutuhan NKRI. 

Pulau-pulau kecil terluar/terdepan merupakan kawasan yang sangat sulit dijangkau, lebih parah lagi lebih dari 30 % pulau-pulau itu tidak mempunyai sumber air tawar. Pelayanan mendasar yang memadai seperti sekolah dan puskesmas sangat tidak memadai. Untuk sekedar bisa bertahan hidup saja di lingkungan seperti itu masih tanda tanya besar. Persoalan seperti ini masih pula ditambah dengan persoalan perbatasan itu sendiri.

Akses menuju pulau-pulau kecil terluar sangat terbatas, pada umumnya aksesibilitas menuju pulau-pulau kecil terluar tidak ada atau sangat minim sehingga sulit mengharapkan sektor perekonomian  bisa berkembang secara alami. Kesejahteraan masyarakat masih sangat rendah. Kondisi masyarakat umumnya masih tergolong sangat sederhana atau dibawah garis kemiskinan. Karena kondisi wilayahnya menyebabkan mereka belum dapat memanfaatkan peluang. Malah pada umumnya mereka lebih mengandalkan negara tetangga. 

Secara geografis Pulau-Pulau Kecil Terluar/Terdepan berjarak lebih dekat dengan negara tetangga, penduduk banyak yang mencari nafkah di negara tetangga, karena  lebih mudah mendapatkan pekerjaan, misalnya penduduk Pulau Miangas, (batas dengan Philipina). Pulau Sebatik (batas dgn Malaysia Timur). begitu juga dengan sarana dan prasarananya, sehingga kegiatan ekonominya lebih dipengaruhi oleh kegiatan yang terjadi di wilayah tetangga

Untuk membangun Indonesia sebagai negara maritim dan mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional perlu dicerminkan pada:

  1. Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana konektivitas sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia.
  2. Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
  3. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), aset-aset dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara. 
  4. Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan. 
  5. Mengurangi dampak bencana pesisir dan perusakan ekosistem laut.




Kamis, 15 Desember 2016

Pulau Terluar/Terdepan Berpenduduk

Berikut ini adalah pulau-pulau terluar/terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan wilayah negara tetangga:

  1. Pulau Maratua TD.039 dan TR.039 terletak di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur.

  2. Pulau Subi Kecil TD.032 dan TR.032 terletak di Kecamatan Subi Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau.

  3. Pulau Sebatik TD.036 dan TR. 036 terletak di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.

  4. Pulau Lingian (Lingayan) TD.043 dan TR.043 terletak di Kecamatan Dampal Utara Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.

  5. Pulau Bras TD.072A dan TR.072 terletak di Distrik Supiori Barat Kabupaten Supiori Provinsi Papua.

  6. Pulau Simuk TD.164 dan TR. 164 terletak di Kecamatan Pulau-Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara.

  7. Pulau Penambulai terletak di Kecamatan Aru Tengah Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku.

  8. Pulau Larat terletak di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku

  9. Pulau Kolepon terletak di Distrik Kimaam Kabupaten Marauke Provinsi Papua.

  10. Pulau Alor terletak di Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur

  11. Pulau Selaru terletak di Kecamatan Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku.

  12. Pulau Enggano terletak di Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.

  13. Pulau Makalehi TD.051A dan TR.051 terletak di Kecamatan Siau Barat Kabupaten Sitaro Provinsi Sulawesi Utara. 

  14. Pulau Kisar terletak di Kecamatan Wonreli Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku.

  15. Pulau Letti TD.110 dan TR. 110 terletak di Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat daya Provinsi Maluku.

  16. Pulau Liki terletak di Distrik Sarmi Kabupaten Sarmi Provinsi Papua.

  17. Pulau Kawaluso TD.053A dan TR.053 terletak di Kecamatan Kendahe Kabupaten Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

  18. Pulau Miangas terlettak di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.

  19. Pulau Marore terletak di Kecamatan Tabuka Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

  20. Pulau Karimun Kecil TD.189 dan TR.189 terletak di Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

  21. Pulau Marsela (Masela) TD.108 dan TR.108 terletak di Kecamatan Babar Timur Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku.

  22. Pulau Kawio TD.054 dan TR.054 terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara.

  23. Pulau Bepondi terletak di Kecamatan Supiori Utara Kabupaten Supiori Provinsi Papua.

  24. Pulau Nusakambangan TD.143 dan TR.143 terletak di Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.

  25. Pulau Wetar terletak di Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku.

  26. Pulau Liran (Lirang) terletak di Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat daya Provinsi Maluku.

  27. Pulau Manterawu (Mantehage) TD.049A dan TR.049A terletak di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.

  28. Pulau Kakarotan TD.058 dan TR.058 terletak di Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.

  29. Pulau Pelampong TD.191 dan TR.191 terletak di Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.

  30. Pulau Marampit TD.057A dan TR.057 terletak di Kecamatan Nanusa Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.

  31. Pulau Meatimiarang TD.109 dan TR.109 terletak di Kecamatan Mdona Hiera Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku.

Prolog

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dengan sejumlah 17.504 pulau, dimana 13.466 pulau diantaranya telah didepositkan di PBB pada Tahun 2012. Dari Pulau yang teridentifikasi tersebut, sejumlah 87,64% ternyata tidak berpenduduk. Yang artinya hanya sejumlah 1.763 pulau di Indonesia dihuni. Berdasarkan Undang Undang 27 Tahun 2007, Pulau dibedakan kepada Pulau Besar dan Pulau Kecil. Pulau besar adalah Pulau dengan ukuran lebih dari 2.000 km2. Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan lainnya termasuk kepada 34 Pulau besar. Dan sisanya adalah Pulau kecil sebanyak 17.470 pulau. 

Sebanyak 11.703 pulau merupakan pulau tidak berpenduduk dan 1.763 pulau berpenduduk termasuk di dalamnya 31 pulau-pulau kecil terluar atau terdepan berpenduduk dari 92 pulau-pulau kecil terluar yang berbatsan langsung dengan negara tetangga. Sebagian besar pulau-pulau tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan pulau induk, misalnya memiliki tingkat insularitas yang tinggi karena sebagian besar jauh dari daratan pulau induknya. 

Dalam penjelasan Pasal 12 Undang-undang No. 27 Tahun 2007, diuraikan bahwa pulau-pulau kecil memiliki karakteristik sebagai berikut: terpisah dari pulau besar; sangat rentan terhadap perubahan yang disebabkan alam dan/atau disebabkan manusia; memiliki keterbatasan daya dukung pulau; apabila berpenghuni, penduduknya mempunyai kondisi sosial dan budaya yang khas; dan ketergantungan ekonomi lokal pada perkembangan ekonomi luar pulau, baik pulau induk maupun kontinen.

Salah satu solusi dalam mencapai kesejahteraan, menjamin keberlanjutan dan menjaga kedaulatan di Pulau-pulau Kecil adalah dengan memenuhi ketersediaan infrastruktur sarana prasarananya termasuk daya dukung dan daya tampungnya, sehingga dapat mengurangi kesenjangan pembangunan, menciptakan perekonomian, meningkatkan indeks sumberdaya manusia, memudahkan aksesibilitas dan terutama merupakan bukti hadirnya negara dalam memenuhi hak setiap warga negaranya.